Rabu, 15 April 2009

pendidikan anak usia dini (5)

Pendidikan Usia Dini Penting Bagi Anak-anak


Dipublikasi pada Senin, 16 Maret 2009 oleh randi tukayo
Instansi: Pemkot

Usia dini merupakan masa emas bagi perkembangan anak, tetapi janganlah pada masa ini anak dibebani dengan tugas-tugas yang menjadikan tekanan bagi anak, Justru pendidikan anak usia dini harus lebih bermuatan mutu pada pendidikan moral, agama, sosial, emosional dan kemandirian melalui kegiatan pembiasaan di sekolah. Demikian disampaikan Walikota Jayapura Drs, M.R Kambu, M,Si saat memberikan sambutan pada acara pergantian jabatan ketua DPC gabungan organisasi penyelenggaraan taman kanak-kanak Indonesia (GOPTKI) kota Jayapura yang berlangsung di balai GSG kantor Walikota, Jumat (13/3).
Dikatakan pengembangan potensi kecerdasan seseorang hanya bisa optimal apabila diberikan sejak usia dini melalui berbagai stimulasi atau rangsangan dimana penyiapan mutu pendidikan yang prima dan penyiapan generasi penerus yang tangguh hanya akan dicapai jika sejak usia dini anak sudah mendapatkan stimulasi pendidikan yang tepat, yakni sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan psikologi anak dan kebutuhan spesifik anak melalui pembentukan serta pengembangan kemampuan dasar berbahasa, kognitif, motorik dan seni.
Sejalan dengan komitmen tersebut maka GOPTKI sebagai penanggung jawab pelaksana pendidikan anak usia dini di tanah air khususnya di kota Jayapura diharapkan dapat terus membantu pemerintah dalam mencerdaskan bangsa, selain itu dalam memberikan layanan pendidikan GOPTKI juga diharapkan untuk tidak hanya terpokus pada TK tetapi juga pendidikan anak usia dini lainnya yang bersifat informal.
Dikatakan Walikota GOPTKI untuk mendukung dan memfasilitasi pendidikan bagi anak TK dan anak usia dini sungguh merupakan dukungan yang sangat besar bagi pemerintah kota Jayapura dalam rangka peningkatan kwalitas mutu pendidikan anak-anak Indonesia khususnya di kota Jayapura.
Sementara itu dikatakan oleh Ketua GOPTKI terpilih Maria Orboy Nerekouw, S,Sos dalam usaha memberikan perlindungan serta pendidikan yang baik bagi anak-anak Indonesia di kota Jayapura terdapat banyak kendala yang dihadapi diantaranya keterbatasan SDM, minimnya sarana dan prasarana pendidikan serta terbatasnya alokasi anggaran untuk pendidikan.
Untuk itu diharapkan kepada semua elemen masyarakat kota Jayapura baik swasta, LSM peduli anak, pemerintah dan sebagainya untuk saling bermitra membangun kerjasama yang lebih sinergis dalam upaya meningkatkan layanan bagi anak-anak usia dini di kota Jayapura. (papuapos)




Pendidikan Usia Dini Pengaruhi Keberhasilan di Masa Depan



Dipublikasi pada Monday, 21 July 2008 oleh hermana

Penulis : mariyo Anak-anak yang masuk dalam sekolah taman kanak-kanak dengan program pendidikan yang baik akan berkemungkinan lebih besar lulus dari Sekolah Menengah Umum, ataupun kemungkinan lebih kecil dalam mengalami kesulitan dalam hal yang bersangkutan kesejahteraan maupun mengalami masalah yang berkaitan dengan hukum dan masuk dalam penjara, demikian disampaikan dalam sebuah laporan ilmiah yang dipublikasikan baru-baru ini.




Laporan tersebut dikeluarkan oleh kelompok advokasi hukum, Legal Momentum dan Pusat Pelatihan Kerja Insitut teknologi Massachusetts yang melakukan sejumlah penelitian baru-baru ini mengenai ekonomi dan dampak dari pendidikan di usia dini yang baik.Dari hasil penelitian memperlihatkan mutu pendidikan di usia dini adalah hal yang berharga bagi para pembayar pajak dan bahkan dapat dikatakan sebagai bentuk investasi karena mereka memperoleh sesuatu baik dalam waktu jangka pendek maupun Panjang," kata Leslie Calman direktur Legal Momentum."Masyarakat telah menyiapkan dana khusus yang diperuntukkan bagi hal lain, mengapa tidak menyalurkannya untuk kesejahteraan dan pendidikan usia dini," kata Calman.Laporan tersebut mengenai penelitian yang dimulai 40 tahun lalu yang melihat hubungan antara dampak ekonomi dengan pendidikan usia dini (taman kanak-kanak) dari 123 keluarga Amerika keturunan Afrika yang dikatakan memiliki peluang tinggi untuk gagal di bidang pendidikan , dimana sebagian mendapatkan programn pendidikan usia dini yang baik sementara sebagian lainnya tidak.

Kelompok yang menerima program pendidikan usia dini yang baik, menerima pelajaran dari guru-guru yang terlatih serta memenuhi standar pendidikan dasar, akan mempunyai kemumngkinan lebih besar untuk menamatkan sekolah, mendapat pekerjaan yang jauh lebih baik dengan gaji yang jauh lebih baik pula, memiliki rumah, dan tidak terlibat dalam masalah sosial ataupun kejahatan."Anak-anak yang mendapatkan pendidikan dasar yang baik umumnya tidak membutuhkan penanganan pendidikan khusus dengan biaya yang tak kecil dan umumnya mampu menamatkan pendidikan," kata Leslie Calman menambahkan.Laporan tersebut menyimpulkan setiap satu dolar yang ditanamkan dalam program kesejahteraan dan pendidikan dasar yang berkualitas dengan perbandingan antara jumlah murid dan guru yang relatif rendah akan menghemat sebesar 13 dolar untuk hal pendidikan, hukum serta kesejahteraan beberapa dekade kemudian disertai peningkatan di sektor pajak.

Lebih Banyak Penelitian Lagi
Angoota parlemen dari partai Demokrat Rosa DeLauro meminta agar pemerintah dalam hal ini intansi terkait beserta badan peneliti dari Kongres untuk melakukan penelitian mengenai dampak ekonomi terhadap kesejahteraan dan pendidikan usia dini."Negara kita tidak memiliki strategi jangka panjang dan kita telah gagal untuk membuat konsep dan progran pendidikan usia dini sebagai prioritas utama ," kata DeLauro.Asosiasi Kesejahteraan anak-anak se Amerika (Serikat) memperkirakan pendididkan pra sekolah melibatkan 900 ribu orang sebagai tenaga pengajar yang berijazah serta 2 juta orang lainnya yang tercatat sebagai anggota keluarga, teman dan tetangga .Hasil pendapatan dari program kesejahteraan anak secara langsung pada tahun 2002 diperkirakan sebesar US$43 miliar.Sementara setiap negara bagian mengeluarkan dana tambahan untuk pengembangan lapangan kerja , dana untuk kesejarteraan dan pendidikan usia dini dipotong atau dikurangi jumlahnya."Calman mengatakan penghasilan seorang guru pendidikan usia dini berkisar US$17 ribu setahun dan hanya sepertiganya memiliki asuransi kesehatan."Pendapatan tersebut kurang memadai," kata Calman menanggapi gaji guru pendidikan dini.Anak-anak yang berada diatas garis kemiskinan berisiko sama besarnya dengan anak-anak keluarga tak mampu untuk tidak menerima pendidikan pra sekolah dengan mutu yang baik dan anak-anak kelas menegah justru adalah mereka yang menerima bantuan paling kecil dalam hal pendidikan usia dini.Program kesejahteraan dan pendidikan anak usia dini adalah investasi dan bukannya program untuk menyenangkan hati.

Pendidikan Usia Dini Siapkan SDM Berkualitas
By Republika Newsroom
Jumat, 23 Januari 2009 pukul 18:20:00
EDWIN/ DOK REPUBLIKA
USIA DINI: Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu kunci pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
JAKARTA-- Investasi pendidikan sangat penting bagi negara mana pun. Pengembangan anak usia dini salah satu investasi penting untuk menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.
Komitmen pemerintah untuk meningkatkan layanan pendidikan anak usia dini atau PAUD hingga ke seluruh pelosok Tanah Air adalah langkah baik untuk melahirkan SDM berkualitas di Indonesia.

"Pendidikan anak usia dini sekarang ini terus tumbuh karena masyarakat sudah sadar pentingnya PAUD. Perhatian dan dukungan dari pemerintah juga akan terus diperkuat hingga ke lembaga PAUD di tingkat desa," kata Sujarwo Singowidjojo, Direktur PAUD Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta, Rabu (21/1).

Guna menelaah peran dan kontribusi PAUD dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan nasional, penyelenggaraan PAUD, serta strategi pengembangan PAUD secara holistik dan terpadu, pemerintah juga merangkul pihak swasta untuk berbagi ilmu. Seperti workshop yang diberikan oleh Yayasan High/Scope Indonesia.

"Saya sangat apresiatif dengan adanya kepedulian semua pihak terhadap pengembangan anak usia dini," imbuh Sudjarwo.

Pendidikan anak usia 0-6 tahun dinilai sebagai strategi pembangunan sumber daya manusia yang fundamental dan strategis. Sebab, anak-anak ini berada dalam masa keemasan, sekaligus periode kritis dalam tahap perkembangan manusia.

Menurut Sujarwo, lembaga PAUD nonformal, terutama untuk melayani anak-anak tidak mampu dan di pedesaan, terus meningkat. Saat ini ada 48.132 lembaga PAUD nonformal dengan 188.834 tutor. Pada 2009, pemerintah mengajukan anggaran untuk insentif tutor PAUD senilai Rp 1,2 juta per tahun bagi sekitar 50.000 tutor.

"Pusat memberi subsidi sebesar Rp 100 ribu untuk setiap tutur per bulannya, Untuk anggaran seluruh provinsi ada Rp 490 miliyar" imbuhnya.

Sudjarwo mengatakan saat ini pemerintah sedang menggodok sistem baru untuk PAUD. Selain itu juga akan ada penambahan tutor dan pelatihan bagi tutor serta modifikasi sistem pendidikannya.

"Kurikulum akan diperbaiki, kami harap PAUD dapat samapi ke daerah pelosok. Kami memprioritaskan masyarakat menengah ke bawah," kata Sudjarwo sambil menambahkan targetnya kurikulum yang baru akan selesai bulan April tahun 2009. (cr1/ri)


Sunday, June 24, 2007
Pentingnya Pendidikan Usia Dini

Pentingnya Pendidikan Usia Dini
WASPADA Online
BAGI sebagian masyarakat pendidikan usia dini atau ‘Padu’ bukanlah hal yang baru lagi. Dan memang selayaknya pendidikan di usia dini ini harus membiasa di negeri ini. Padu tidak lagi harus dijadikan sebagai pendidikan tambahan semata atau malah kurang penting. Padu adalah pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat.
Satu bentuk kepedulian untuk mencerdaskan anak melalui Padu sudah dilaksanakan di Pontianak. Baru-baru ini pemerintah di daerah ini mencanangkan 30 lembaga Padu yang dikhususkan untuk anak-anak yang kurang mampu bahkan program ini menjadi percontohan pengembangan Padu di Indonesia. Kapan daerah ini menyusul dan membuktikan kepeduliannya?
Golden Period’ atau periode keemasan pada usia dini (0-5 tahun) sudah sering dijelaskan di berbagai media. Pada usia dini sekitar 0-5 tahun ini merupakan usia yang sangat menentukan khususnya dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Pada usia inilah anak mampu menyerap informasi yang sangat tinggi sekaligus untuk pengembangan intelegensi permanen dirinya.
Namun sayangnya masih banyak para orangtua dan mungkin juga para pendidik yang tidak memahami potensi luar biasa yang dimiliki anak pada usia ini. Itu semua terjadi karena keterbatasan pengetahuan dan informasi yang dimiliki yang akhirnya menyebabkan potensi yang dimiliki anak tidak berkembang.
Jangan heran, semakin diasah pada usia dini ini akan akan semakin terasah intelegensinya. Anak di umur satu tahun sudah bisa menghafal angka dan sebagian huruf. Di usia dua atau tiga tahun bahkan sebagian anak sudah bisa menulis dan mengenal angka. Semuanya terjadi karena kemampuannya dalam menyerap sesuatu yang super cepat namun bisa menjadi lemah jika jarang diasah.
Ilmu yang bisa cepat diperoleh anak tak semata hal diatas, namun segalanya sesuatu yang diajarkan ataupun yang diperhatikannya yang notabene akan membentuk sosok karakter dan kepribadiannya. Oleh karenanya, Padu, ataupun prasekolah dan taman kanak-kanak tidak boleh dianggap sepele. Malah sebaiknya, pendidikan untuk anak sudah diajarkan sejak dalam kandungan.
Bagaimana Padu di daerah ini? Sudahkah mendapat perhatian besar dari pemerintah kita. Pentingnya Padu memang sudah mulai dipikirkan oleh para orangtua sehingga mau memasukkan anaknya ke sekolah Padu tertentu baik itu berbentuk Play Grup, TK atau TPA. Semakin banyaknya bermunculan sekolah-sekolah yang mayoritas dikelola swasta ini juga turut menandakan semakin banyaknya minat orangtua untuk menyekolahkan anaknya.
Begitupun jika dihitung masih cukup minim jumlah anak usia dini yang ada yang bisa menikmati pendidikan ini. Data dari Badan Pusat Statistik dari sekitar 2 juta anak di Sumut hanya sekitar 50 ribu anak yang mengenyam pendidikan Padu. “Ini jumlah yang sangat minim sekali,” ujar seorang pengamat pendidikan anak Nani Susilawati.
Padu menurut wanita yang juga sebagai Kepala Diklat Pendidikan Usia Dini Bunayya Al Hijrah memang masih dianggap sebagai hal yang kurang penting bagi sebagian orangtua. “Masih tertanam dalam pikiran orangtua, kalau tidak mengikuti Padu tidak apa-apa. Walaupun sebenarnya mereka itu mampu,” ujarnya.
Namun di sisi lain, kemampuan ekonomi juga membuat perkembangan Padu di berbagai daerah menjadi terhambat. “Seharusnya sesuai dengan program Padu yang sudah dicanangkan pemerintah, pemerintah harus lebih aktif untuk bisa membantu anak-anak usia dini yang kurang mampu untuk bisa bersekolah,” katanya.
Program pelaksanaan 30 lembaga Padu khusus untuk anak kurang mampu seperti yang ada di Pontianak tersebut menurutnya cukup baik dan itu menandakan kepedulian dan pemahaman pemerintah setempat yang sudah tinggi akan Padu. “Sumut juga bisa membuat program sama dan sebenarnya sudah pernah ada melalui PKK. Tapi gaungnya itu yang hampir tidak ada,” ucapnya.
Masyarakat menurutnya belum merasakannya padahal ini merupakan Pilot Project. Dengan penggunaan dana dari APBD ada dana sekitar 15-25 juta yang diberikan untuk satu proyek Padu. “Tapi realisasinya tidak ada. harusnya lebih transparan. Namun karena gaungnya tidak terdengar, kualitasnya diragukan dan tidak pernah ada laporannya,” ujarnya.
Namun begitupun ke depan Padu di Sumut harus berjalan lebih baik. Harus ada ‘Good Will’ atau kemauan dari pemerintah.
Program Padu itu memang harusnya lebih memprioritaskan anak-anak yang kurang mampu. Ini yang harus dipikirkan pemerintah,” ujarnya.
Begitupun tak hanya lembaga formal, komponen lain yang tak kalah penting pun harus terlibat aktif untuk mendukung Padu.
Orangtua juga harus terus mengembangkan potensinya dan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu dan wawasan untuk meningkatkan kualitas anaknya. * Henny Siswanto ()
Posted by andymaarif at 9:56 AM



Perlu Gerakan Pendidikan Usia Dini
Jakarta, Kompas - Pendidikan anak usia dini tidak harus selalu mengeluarkan biaya tinggi atau melalui wadah tertentu, melainkan dapat dimulai di rumah oleh keluarga. Tempat bermain, kelompok belajar, dan taman penitipan anak baru sebatas sarana.
Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Fasli Djalal di sela jumpa pers Lomba Karya Jurnalistik berfokus Pendidikan Anak Usia Dini, Rabu (20/10).
Pendidikan usia dini dapat diberikan sejak anak dalam kandungan hingga berusia enam tahun. "Rangsangan itu dapat mulai diberikan sejak anak dalam kandungan, misalnya dengan bercakap-cakap," katanya.
Kontak anak dengan keluarga dan lingkungannya dapat menjadi stimuli utama, terlebih lagi anak menghabiskan waktu terbanyak dengan keluarga.
Dalam perkembangannya, rangsangan diberikan dengan melibatkan seluruh indra anak. Pada intinya, anak jangan dibiarkan sendiri, termenung- menung tanpa aktivitas. "Kalau konsep sederhana tersebut sudah diikuti, itu sudah mencakup pendidikan usia dini," ujarnya.
Usia dini merupakan usia emas untuk menyerap berbagai materi, termasuk membaca atau berhitung. Namun, orangtua dan tenaga pendidik harus memberikan materi yang dekat dengan kehidupan dan lingkungan anak.
Kegiatan itu dijalani anak dengan menyenangkan dan tanpa paksaan. Orangtua dan pendidik hanya menjadi fasilitator yang memberikan pilihan kepada anak, bukan memaksakan kehendak.
Pendidikan usia dini juga mencakup masalah pengasuhan, gizi, dan kesehatan anak. Hanya saja, pendidikan usia dini belum banyak diketahui masyarakat.
Anak yang mendapatkan pelayanan pendidikan usia dini juga masih terbatas. Dari 12 juta anak usia taman kanak-kanak, hanya sekitar 2,4 juta anak yang terlayani. Sementara rata-rata kelahiran anak sekitar 4 juta setiap tahun.
Fasli juga mengharapkan potensi masyarakat untuk membuat gerakan pendidikan usia dini. Salah satu kekuatan besar untuk digabungkan dengan program pendidikan usia dini adalah pos pelayanan terpadu (posyandu). Saat ini terdapat sekitar 245.758 posyandu di seluruh Indonesia. (INE)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar